SAMPIT, RAKYATKALTENG – Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Syahbana menekankan agar pemerintah daerah bersama dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat melakukan sosialisasi untuk kewaspadaan warga yang tinggal dibantaran Sungai Cempaga, pasca penyerangan buaya kepada warga setempat.
“Kita harus antisip[asi dan cegah supaya tidak ada korban selanjutnya. Disini perlu peran pemerintah daerah dalam hal itu apakah pemerintah kecamatan ataupun pemerintah desa lebih proaktif memberikan sosialisasi kepada warga untuk mewaspadai aktivitas di Sungai Cempaga tersebut,”kata Syahbana, Jumat (11/6/2021).
Politikus Partai Nasdem ini menegaskan fenomenal muncul dan menyerangnya Buaya di Cempaga ini sejatinya merupakan hal baru. Padahal sudah berpuluh-puluh tahun warga di daerah aliran sungai ini tidak pernah diserang. Namun semenjak beberapa tahun terakhir Buaya yang memang menghuni Sungai Cempaga it uterus mengganas.
“Nah kenapa bisa belakangan ini mengganas seperti itu, apakah karena habitatnya sudah tidak ada atau rantai makanannya sudah punah. Sehingga menyerang manusia, ini perlu di sampaikan kepada warga masyarakat kita,”ujarnya.
Menurut Syahbana apabila diduga kehilangan habitat maka sangat mungkin saja terjadi ataupun kehilangan sikluas rantai makanannya. Karena dalam kurun 10 tahun terakhir ini ekspansi dari perusahaan perkebunan di daerah itu kian massive. Hutan rawa baik di belakang perkampungan dan diseberang sungai kini terus dibabat dan disulap menjadi areal perkebunan kelapa sawit.
Sebelumnya, buaya menerkam warga Desa Sungai Paring, Yelni (33). Pria yang berprofesi sebagai guru SMP ini diserang saat berniat mengambil air wudhu di Sungai Cempaga untuk melaksanakan salat subuh. Tiba-tiba saja buaya muncul dari dalam air dan langsung menerkam kaki kirinya. Korban berusaha melepaskan diri dari terkaman satwa ganas tersebut hingga berhasil selamat.
Merespons kejadian itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit menyiapkan alat jerat untuk menangkap buaya yang menerkam seorang warga di Desa Sungai Paring. Namun, karena sungai sedang surut, jebakan itu belum bisa dipasang sampai air pasang. (yon)