SAMPIT, RAKYATKALTENG – Anggota Komisi II DPRD Kotim, Syahbana menyebutkan kebijakan untuk menghapus bahan bakar premium dari kalangan masyarakat tentunya akan berdampak. Baik itu kepada tarik angkutan hingga harga kebutuhan pokok di daerah pelosok pun akan terkena imbasnya. Menurut Syahbana, kini jadi perbincangan hangat masyarakat.Sebab, masyarakat harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam untuk membeli BBM jenis lain jika Premium dihapus.
Menurutnya, jika hal itu direalisasikan khususnya di Kalteng maka bakal ada efek domino bagi kendaraan umum dan angkutan umum.
“Selisih harga dari Premium ke Pertalite akan menambah biaya operasional, bayangkan berapa selisihnya yang harus ditutupi untuk angkutan barang ber bahan bakar premium dan itu tentunya akan dibebankan kepada masyarakat, sementara saat ini ditengah pandemic Covid-19 daya beli masyarakat sedang turun,” kata Syahbana, Selasa (23/3/2021)
Syahbana menyebutkan saat ini Kotim tidak siap dengan penghapuan premium ini, apalagi melihat dari situasi dilapangan mayoritas kendaraan umum dan angkutan masyarakat masih mengandalkan premium sebagai satu-satunya bahan bakar andalan. Hal inilah yang akan berdampak pada kenaikan tarif angkutan umum, yang dikhawatirkan bisa membebankan pada penumpang travel dan lain sebagainya.
Menurutnya, Pertamina harusnya bisa memberikan penyesuaian harga terhadap BBM jenis lain. Misalkan penyesuaian harga Pertalite, sebagai BBM dengan angka oktan yang lebih tepat ketimbang Premium.
“jadi harus ada solusi, tapi kalau yang dihapus di daerah-daerah sudah maju tidak masalah, tapi kalau di Kalimantan Tengah khususnya Kotim dengan demografi dan kultur begini belum siap BBM jenis premium ini ditarik dari pasaran,”tegas Syahbana.
Apalagi lanjut dia jika dalam ketetapanya pengisian BBM pertalite tidak diperuntukan untuk pelat hitam. “Jadi tambah parah toh ternyata ada aturan lagi pertalite dilarang untuk pelat hitam sementara kendaraan-kendaraan angkutan masal di tempat kita banyak pelat hitam begitu juga angkutan barang,”tegasnya.(hun)