SAMPIT, RAKYATKALTENG.com – Wakil Ketua II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Rudianur mendorong agar SDN Kunjung Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, menjadi prioritas pembangunan pendidikan daerah, menyusul kondisi sekolah yang sudah lama memprihatinkan.
“Kepala sekolah meminta penimbunan halaman sekolah, perbaikan ruang kelas, dan pembangunan rumah dinas guru. Itu sebenarnya sudah menjadi PR bersama antara pemerintah daerah dan DPRD,” kata Rudianur.
Hal ini disampaikan Rudianur usai melakukan reses di Desa Lampuyang beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan itu, kepala sekolah SDN Kunjung Lampuyang Endra Wijaya menyampaikan sejumlah usulan penting kepada legislatif.
Lanjut Rimbun, SDN Kunjung Lampuyang selama ini kurang mendapatkan perhatian pemerintah dan hanya mengandalkan swadaya orang tua murid serta bantuan tokoh masyarakat.
“Sudah beberapa kali diusulkan, tapi belum terealisasi. Guru-guru di sana banyak yang tinggal jauh dari sekolah, bahkan ada yang dari Sampit. Mereka berharap bisa punya rumah dinas agar tidak terlambat saat mengajar,” ujarnya.
Rudianur menyoroti ironinya, karena SDN Kunjung Lampuyang terletak di jalur provinsi, namun kondisinya sangat tertinggal. Sekolah tersebut juga menjadi langganan banjir rob maupun saat hujan melanda. Fasilitas pendidikan yang berada dekat sungai tersebut bahkan dibayangi teror buaya saat banjir melanda.
“Melihat situasinya, orang yang melintas pasti bingung. Sekolah di pinggir jalan provinsi, tapi bangunannya rusak dan sering tergenang air. Ini sudah bertahun-tahun tidak diperhatikan,” imbuhnya.
Ia menilai kondisi tersebut sudah masuk kategori mendesak dan meminta Dinas Pendidikan Kotim agar segera menindaklanjuti dengan menjadikannya skala prioritas pembangunan.
“Kami tahu APBD tahun ini menurun, tapi kalau niat membangun ada, pasti bisa dicari jalan keluarnya. Kami mendorong agar pembangunan SD Kunjung Lampuyang segera direalisasikan karena sifatnya urgent,” tandasnya.
Sebelumnya, SDN Kunjung Lampuyang menjadi sorotan karena banjir yang merendam sekolah dan kemunculan buaya liar di aliran sungai depan sekolah. Meski demikian, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung dengan kewaspadaan ekstra.
Kepala sekolah Endra Wijaya mengatakan, dalam sebulan terakhir, banjir sudah dua kali menggenangi sekolah. Air pasang dan hujan membuat halaman serta ruang kelas tergenang.
Selain itu, pihak sekolah memasang pembatas sederhana di sekitar halaman sekolah untuk menghindari konflik dengan satwa liar.
“Kami selalu mengingatkan siswa agar tidak mendekati sungai dan guru-guru lebih ekstra menjaga mereka supaya aman,” kata Endra.
Endra berharap usulan penimbunan halaman dan rehabilitasi ruang kelas dapat segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.
“Sudah kami ajukan ke Dinas Pendidikan, tapi belum terealisasi. Saat reses kemarin, kami sampaikan langsung ke DPRD,” pungkasnya. (rk2)












