PURUK CAHU, RAKYATKALTENG.COM – Memaksimalkan kampanye protokol kesehatan (Prokes) bukan saja melalui acara formal, dengan duduk bersantai dan obrolan pun bisa dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Murung Raya (Mura) Kariadi, dengan pengawas sekolah dan sejumlah kepala sekolah di SMAN 1 Murung, Sabtu (12/6/2021).
Sembari menyeruput kopi pahit, pesan-pesan edukasi penerapan prokes terbesit ditelingan, dengan nada yang santai, ketika Kepala BPBD bercerita suka duka dalam penenganan Covid-19 Murung Raya. Ia tidak hentinya mengedukasi masyarakat, ketika bertemu diacara formal maupun non formal, agar sama-sama terhindar dari paparan wabah serta memutus mata rantainya.
Apalagi ia menjadi orang yang langsung menerima dampak psikis maupun fisik atas keberadaan wabah yang sudah menahun ini. Mantan Kepala Dinas Perindagkop UMKM Kabapten Mura ini kehilangan istri tercintanya untuk selama-lamanya, lantaran terpapar Covid-19 lalu meninggal dunia pada Maret 2021 lalu.
Meski demikian, ia selalu konsisten dan berkomitmen untuk menyelamatkan masyarakat dari paparan Covid-19. “Kita harus melihat kedepan, setidaknya wabah tidak kita abaikan keberadaanya, kita antisifasi dengan cara yang antisifatif, seperti penerapan protokol kesehatan,” kata Kariadi.
Dengan dimaksimalkan penerpan prokes berupa penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak tidak berkerumunan, menjadi langkah nyata diterapkan. Karena dengan cara inilah menghindari virus hinggap pada tubuh manusia.
Penerapan prokes ini persoalan yang mudah namun manfaatnya besar, namun banyak orang yang mengabaikannya. Hal ini yang harus disosialisasikan lagi, beri pemahamannya supaya mereka paham betul bahayanya covid-19. “Bendanya tidak terlihat namun dampaknya nyata,” sambungnya.
Bapak dari tiga anaknya, mengajak seluruh lapisan masyarakat agar konsisten dan ulet menerapkan protokol kesehatan, sehingga tidak munculnya penyesalan kemudian. Bahkan terkadang orangnya mengabaikan karena belum merasakan betapa sakit dan terpukulnya ketika menderita sakit kena covid dan menjadi keluarga terpapar. Selian memang penyakitnya bisa menular kesana kemarin, dampak psikis pun sangat dirasakan.
Hal-hal yang sifatnya dapat mengamankan diri sendiri dan keluarga inilah yang harus diperhatikan dan konsisten diterapkan. Bayangkan apabila menjadi orang atau keluarganya terpapar covid-19, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.
Contoh sederhana anjuran pemerintah yang harus dipatuhi. Dan dirasakan resikonya apabila tidak dilakukan. Penggunaan helm saat menaiki kendaraan roda dua. Apabila mengalami kecelakaan lalu lintas, kepala pengendara terbentuk jalan akibat tidak menggunakan helm.
“Kondisi demikian akan dirasakan dampak secara langsung ketika yang bersangkutan merasakan, sama halnya dengan pencegahan agar tidak terpapar covid-19, penerapan prokoses bentuk antisifasi dan pencegahannya,” beber Kariadi.
Untuk itu, alumnus APDN ini meminta agar masyarakat patut dan taat terhadap anjuran pemerintah serta menjadi pelaku dalam pemutusan mata rantai covid-19. “Bukan menjadi pelaku pelanggaran prokes,” imbuhnya. (yon)