SAMPIT- RAKYATKALTENG – Kerusakan jalan di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah menelan sejumlah korban jiwa. Dalam sepekan saja korban berjatuhan dijalanan lintasan Kota Sampit itu. Bahkan terburuknya sampai meregang nyawa dilokasi kejadian. Hal itu lantaran lubang jalan yang mengangga mencari mangsa itu selalu mengintai kendaraan lewat terutama roda dua.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotim, Modika Latifa menyatakan pihaknya akan kembali memanggil Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) Kotim untuk membahas dan menindaklanjuti persoalan jalan di dalam Kota Sampit. Selain itu juga mengenai penangabnan ruas jalan lingkar yang hingga kini masih belum ada gerakan dari Pemerintah provinsi itu.
“Hari Senin nanti 1 Maret 2021 kami akan rapat bersama jajaran Komisi IV membahas hal ini, hasil rapat itu nanti akan kami bahas lagi bersama Dinas Pekerjaan Umum setempat,” ujar Modika Latifah, Sabtu (27/
Modika juga mengatakan, hal ini akan menjadi prioritas pembangunan di tahun 2021 ini. Dimana pemerintah setempat melalui instansi terkait harus memperhatikan kerusakan jalan yang ada, bukan hanya di Jalan Kapten Mulyono namun juga di jalan lainnya.”Karena ini sudah memakan korban bahkan sampai meninggal dunia, ini tidak bisa lagi dibiarkan. Karena menyangkut keselamatan masyarakat,” tegas Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini.
Dia berharap agar sementara ini pengendara lebih berhati-hati menunggu jalan sampai diperbaiki. “Karena kita tidak bisa juga menyalahkan truk besar yang melintas, sebab jalan khusus untuk mereka masih rusak mereka tidak punya pilihan lain selain melintas di jalan tersebut,” tutupnya.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kotim, Dadang H Syamsu menyebutkan dalam pekan ini saja dia sudah menerima laporan beberapa orang yang mengalami kecelakaan di jalut Pelita Barat, Kapten Mulyono, HM Arsyad hingga Sudirman. Ini penyebabnya karena kerusakan jalan. Aspal terkelupas. Alhasil jika berkendara ditengah hujan ruas jalan rusak itu tidak tampak karena tergenang air. Namun jika dilalui akan me nimbulkan celaka.
“Lobangnya aspal ini tidak kelihatan, apalagi kalau malam dan situasi hujan. Dengan kedalaman 20 centimemeter maka dipastikan akan jatuh kalau menabraknya karena ban akan terhenti ketika masuk lubang aspal ini berbeda dengan gelombang dijalanan latrit atau agregat,”tegas Dadang H syamsu.
Dia sangat menyesalkan kejadian tragis pekan ini. Diantaranya yang jatuh di Sudirman, kemudian berlanjut ke halaman pemda hingga akhirnya koban nyawa di jalan Kapten Mulyono.
“Ini artinya masyarakat kita dibawah ketidakamanan jalan sekarang. Ini jelas kesalahan pemerintah baik itu di daerah dan diprovinsi. Maka dari itu saya katakana kalau korban ini bawa ke jalur hukum pemerintah bisa digugat bahkan bisa dipidana sebagaimana ketentuan UU lalulintas Angkutan Jalan,”tegas Dadang. (Yon)