Gagal jadi Kepala Desa, Bimo Santoso Kembali ke Masyarakat

Drs Bimo Santoso, MAP

PURUK CAHU, RAKYATKALTENG.com – Soal rezeki sudah diatur oleh sang pencipta. Tentu sebagai manusia biasa, kita terkadang hanya ingin mendapat pengakuan. Untuk mencapai yang kita cita-citakan dan harapkan. Meski kita harus melewati jalan terjal dan bebatuan. Selain itu, adanya keinginan untuk menapak catatan sejarah dan biografi hidup.

Tidak banyak yang tahu, bahwa semasa mudanya Drs Bimo Santoso, MAP pernah gagal jadi kepala Desa. Sekira di tahun 1989. Seusai menamatkan pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi di DKI Jakarta, Bimo pulang ke kampungnya di Jawa Tengah untuk mengikuti pesta pemilihan Kepala Desa, meski saat itu ia sedang melamar menjadi wartawan di media ternama di ibukota.

Selang proses pendaftaran hingga kampanye Kepala Desa, datanglah panggilan untuk melakukan sesi wawancara untuk menjadi wartawan di media ternama masa itu. Tidak mau hilang kepercayaan masyarakat kepadanya, Bimo memutuskan untuk tidak menyanggupi undangan wawancara jadi wartawan.

Ia tetap konsisten memilih pilihannya untuk menjadi seorang kepala desa. Bermodalkan pendidikan Sarjana, dan kuatnya animo dukungan masyarakat kepadanya sehingga tetap konsisten pada pilihannya sebagai calon Kepala Desa. Hidup memang pilihan. Urusan rezeki biarlah Tuhan yang menentukan. Demikianlah kata-kata yang diucapkan Bimo Santoso kala itu.

Nasib sudah ditentukan. Tampaknya, garis tangan pria yang hobi menulis ini bukan menjadi kepala desa. Ia gagal, perolehan suaranya kalah tipis dengan lawannya yang ketika itu sebagai calon Kepala Desa petahana. Target meleset. Bimo harus menerima keputusan yang ia ambil. Gagal jadi Kepala Desa, menolak tawaran bekerja jadi Wartawan di Ibukota.

Sebagai pria yang tidak pantang menyerah. Tidak mau dicap sebagai beban keluarga di rumah. Bimo bergegas mencari pekerjaan di ibukota. Tidak berselang lama, ia diterima disebuah perusahaan Farmasi. Berbulan bulan ia mengumpulkan uang untuk masa depannya, tidak berselang lamanya di tahun 1993. Bimo menerima tawaran untuk melamar menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Seleksi menjadi CPNS pun ia ikuti, hingga diterima dan ditempatkan di Kabupaten Barito Utara Tahun 1994.

Memiliki hobi menulis sejak bangku SMA, pilihannya di Dinas Penerangan (sekarang Dinas Kominfo) sudah tepat. Bakatnya tersalurkan, pekerjaannya enjoi dilakuni. Ia membutuhkan pengakuan bahwa bakatnya tersalurkan di tempat yang tepat.

Tahun 2008 Bimo pindah tugas ke Kabupaten Murung Raya, Bimo sampai di Bumi Tana Malai Tolung Lingu atas tawaran Lukman Setiawan yang kala itu menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda), pengabdian di Pemkab Murung Raya ditempatkan pertama sebagai Kabag Umum, selanjutnya dipercaya sebagai Kabag Humas, kabag Keuangan Setwan, Sekdis BPMD saat Perdie M Yoseph menjabat Kepaal BPMD, kemudian dimutasi jadi Kabag Kesra, Kabag SDA, Sekretaris Dishubkominfo, Sekretaris sekaligus plt. Kadis Kominfo, dan sejak tahun 2017 menjadi Kadis Kominfo SP terakhir Menjadi Asisten III bidang Administrasi Umum sejak tahun 2022.

Tepat 1 Maret 2023 ini, Bimo mengakhiri tugasnya sebagai abadi Negara atau Aparatur Sipil Negara atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan terakhir Asisten III Bidang Administrasi Umum. Bimo Purna Tugas pada usia 60 tahun. Pria yang dikarunia 2 orang anak, bernama Kevin Nandya Kalawa sebagai ASN di Bagian Pembangunan Setda dan Felix Ananta Santoso juga sebagai ASN di Dinas PKAD buah pernikahannya dari gadis Dayak Maayan ini rencananya akan menghabiskan waktunya bersama keluarga besar istrinya di Palangka Raya.

Disinggung akan kembali mengabdi di legislatif di tahun 2024 mendatang. Bimo menegaskan dirinya akan menghabiskan waktunya bersama keluarga. “Kita diberi (purna tugas) ini untuk istirahat bersama keluarga dan masyarakat,” ucapnya Rabu (1/3/2023). (RK1)