SAMPIT, RAKYATKALTENG.com – Gelombang protes kepada dewan Juri lomba Marching Band Smansa digaungkan sejumlah pihak, termasuk dari peserta lomba yang mengaku kecewa atas penilaian dewan juri yang dianggap kurang profesional pada penilaian lomba Konser Kreasi tingkat TK yang digelar di Indoor Stadion 29 November Sampit, Minggu 11 Mei 2025.
Terdampak sejumlah kejanggalan yang dianggap dapat merugikan pihak peserta, diantaranya diduga ada pengaturan pemenangan lomba yang tidak sesuai dengan realita di lapangan. Hal ini menyusul pengajuan protes oleh pihak orangtua siswa yang merasa dirugikan oleh akibat adanya saling klaim pemenang lomba akibat kesalahan penyebutan nama pemenang oleh pihak panitia yang berimbas kepada mental anak-anak TK.
Kepala TK Nurul Iman yang menjadi penanggungjawab Drumband Suara Nada Nurul Iman Sampit Fitriani mengaku kecewa atas keputusan dewan juri dan panitia Smansa Marching Day yang dianggap tidak fair dalam menentukan nilai pemenang. Sehingga antara penyebutan nama pemenang lomba dengan draf penilaian yang berbeda. Hal inilah yang menjadi pemicu kemarahan orangtua siswa.
“Kami mendapat pengaduan dari orangtua siswa untuk memprotes hal ini. Karena mereka (orangtua siswa) tidak ingin mental anak-anak terpengaruh akibat kesalahan penyebutan pemenang lomba sehingga menjadi opini yang kurang baik kepada pihak panitia,” kata Fitriani.
Apalagi kata Fitriani terdapat opini liar pemenangan lomba yang tidak dapat dipertanggungjawabkan lantaran tidak ada ketegasan dari pihak panitia yang dari awal sudah menyerahkan hadiah lomba lalu ingin menarik kembali.
“Tentu kami mempertanyakan integritas dari dewan juri dan panitia. Karena masing-masing peserta saling klaim pemenang lomba, karena ada perubahan pemenang lomba,” jelas Fitriani.
“Bicara hasil itu menyeluruh. Kami tidak menyebutkan bahwa drumband milik kami baik bukan, yang jelas penonton dapat menyaksikan dan merasakan kemestri dari lomba kreasi itu sendiri,” jelasnya.
Dirinya meminta agar pihak panitia dan juri harus profesional jangan sampai dapat mencederai kualitas drumband di Kabupaten Kotawaringin Timur akibat adanya dugaan ketidakprofesionalitas penyelenggara.
“Jangan sampai merusak mental anak-anak kita yang notabene menjadi cikal bakal penerus di Kabupaten Kotawaringin Timur lantaran hanya memenuhi hasrat dan keegoisan kita,” timpalnya.
Padahal pihak panitia sudah mengumumkan dan menyerahkan piala kepada pemenang Juara 1, 2 dan 3.
Awalnya :
Juara 1 TK Purwanida
Juara 2 TK Nurul Iman
Juara 3 TK Melati
Sementara beberapa jam kemudian panitia blunder dengan mengeluarkan pengumuman dengan menetapkan pemenang lomba
Juara 1 TK Bayangkari
Juara 2 TK Purwanida
Juara 3 TK Nurul Iman
Atas keputusan tersebut pihak TK Melati protes karena tidak mendapatkan Juara padahal sudah menerima piala juara 3 yang diserahkan pihak panitia.
“Prinsipnya kami dari pihak orangtua peserta lomba tidak terima dengan adanya perubahan seperti ini, ini sama saja merusak mental anak-anak kami,” ucap Nasir salah seorang orangtua peserta lomba. (RK1)