Pemkab Kotim Genjot Penanganan Stunting, Luncurkan Desa Siaga dan Gandeng Swasta

Bupati Kotim, Halikinnor saat melaunching Desa Siaga Stunting tingkat Kabupaten, di Aquarius Boutique Hotel Sampit, Kamis (12/6/2025).

SAMPIT, RAKYATKALTENG.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mengintensifkan upaya penanganan stunting di wilayahnya. Hal ini ditandai dengan kehadiran langsung Bupati Kotim, Halikonnor pada acara Pertemuan Advokasi, Koordinasi, dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pokja Operasional (Pokjanal) Posyandu yang dirangkai dengan peluncuran Desa Siaga Stunting tingkat Kabupaten, di di Aquarius Boutique Hotel Sampit.

Dalam sambutannya, Halikinnor mengungkapkan bahwa Kabupaten Kotim sempat berada pada angka prevalensi stunting yang cukup tinggi, yakni 35,5 persen, jauh di atas rata-rata nasional. Namun, berkat sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat angka tersebut berhasil ditekan secara signifikan.

“Informasi terakhir yang kami terima dari Dinas Kesehatan, angka stunting di Kotim telah turun menjadi 22,5 persen. Ini berarti penurunan lebih dari 10 persen dan ini sebuah pencapaian luar biasa yang menunjukkan hasil dari kolaborasi dan berbagai program yang telah kita jalankan,” ujar Bupati, Kamis (12/6/2025).

Ia juga menambahkan bahwa Kotim telah meniru praktik terbaik dari daerah lain, seperti Kabupaten Sumedang, yang terbukti berhasil menekan angka stunting secara sistematis. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah kegiatan Grebek Stunting yang melibatkan dunia usaha dalam mendukung program melalui CSR.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim, Umar Kaderi, menegaskan bahwa Pokjanal Posyandu merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting.

“Selama ini pendekatan kita cenderung top down, dari atas langsung ke desa. Namun kini kita dorong agar desa lebih proaktif, dan dukungan mitra swasta juga semakin penting. Saat ini ada tujuh perusahaan yang terlibat, dan kami harap jumlahnya akan bertambah,” ungkap Umar.

Dalam acara itu, Desa Bagendang Tengah, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, resmi ditetapkan sebagai Desa Siaga Stunting pertama di Kotim. Umar menargetkan hingga akhir tahun 2025 ini akan ada 16 desa lain yang menyusul menjadi Desa Siaga Stunting di wilayah dengan prevalensi tinggi.

“Kenapa kita buat Desa Siaga Stunting ini, karena memang hampir di setiap desa itu angka stuntingmya memang cukup tinggi. Nah, kita harapkan di lokus-lokus seperti itulah kita bisa menurunkan angka stunting kita yang ada di Kotim ini,” ungkapnya.

Melalui langkah-langkah strategis ini, Pemkab Kotim berharap penurunan angka stunting bisa terus dipercepat, demi menciptakan generasi sehat dan unggul menuju Indonesia Emas 2045. (RK1)