Infrastruktur dan Pendidikan Harus Diprioritaskan

Istimewa-Anggota Komisi 3 DPRD Kotim, Syahbana

RAKYATKALTENG.com SAMPIT – Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dari Fraksi Partai NasDem, Syahbana, mendorong pemerintah daerah agar lebih serius menangani persoalan infrastruktur dasar dan fasilitas pendidikan di wilayah pedesaan. Ia menilai kedua sektor tersebut masih menjadi kebutuhan paling mendesak bagi masyarakat, khususnya di Kecamatan Baamang dan Seranau, daerah pemilihannya.

Menurut Syahbana, sebagian besar aspirasi masyarakat yang ia serap saat reses sebelumnya berkaitan dengan kondisi jalan lingkungan yang rusak serta sekolah-sekolah yang belum layak. Banyak usulan yang sempat diajukan, namun belum terealisasi hingga kini.

“Masyarakat berharap pembangunan tidak hanya terpusat di kota. Jalan-jalan di desa masih banyak yang belum diaspal, bahkan beberapa sekolah butuh perbaikan mendesak. Ini yang akan saya dorong kembali agar bisa masuk dalam APBD 2026,” tegas Syahbana, 24 Oktober 2025.

Ia menyebutkan, fasilitas pendidikan di beberapa wilayah masih minim perhatian. Ada sekolah yang kekurangan ruang belajar, bahkan mengalami kerusakan pada bagian atap dan plafon. Kondisi ini dinilai berpotensi mengganggu proses belajar mengajar.

“Kita tidak boleh menutup mata. Pendidikan adalah pondasi masa depan, jadi sudah seharusnya mendapat prioritas. Anak-anak di desa punya hak yang sama untuk belajar dengan nyaman dan aman,” ujarnya.

Selain pendidikan, Syahbana juga menyoroti pentingnya pembangunan jalan usaha tani sebagai penopang ekonomi masyarakat pedesaan. Di Kecamatan Seranau, misalnya, warga sangat berharap akses pertanian bisa diperbaiki agar mobilitas hasil panen lebih lancar.

“Jalan usaha tani ini vital bagi petani. Kalau jalannya rusak, hasil panen sulit dibawa keluar. Ini harus menjadi perhatian serius karena menyangkut kesejahteraan masyarakat,” ucap Ketua DPD Partai NasDem Kotim itu.

Legislator yang dikenal vokal memperjuangkan kepentingan rakyat ini berharap, pemerintah daerah dapat lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat di pelosok. Ia menegaskan, pemerataan pembangunan adalah kunci untuk menekan kesenjangan antarwilayah di Kotim.

“Kita ingin pembangunan berjalan seimbang. Jangan hanya perkotaan yang maju, tapi desa tertinggal. Kalau infrastruktur dan pendidikan di desa diperkuat, otomatis ekonomi masyarakat juga ikut tumbuh,” pungkasnya. (Rk2)