DLH Kotim Bagikan ID Card Resmi untuk Pengangkut Sampah Pedrosa

Kepala DLH Kotim, Marjuki saat menyerahkan Id Card kepada anggota Pedrosa, Jumat (8/8/2025).

SAMPIT, RAKYATKALTENG.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) resmi membagikan kartu tanda pengenal (ID Card) kepada anggota Persatuan Persaudaraan Pengangkut Sampah (Pedrosa), guna meningkatkan ketertiban dan legalitas di lapangan.

Kepala DLH Kotim, Marjuki, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari instruksi Bupati Kotim dalam rangka meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan di seluruh wilayah.

“Penanganan sampah tidak bisa hanya mengandalkan DLH. Kita memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk Pedrosa yang selama ini sudah aktif mengangkut sampah rumah tangga dari berbagai wilayah,” ujar Marjuki, Jumat (8/8/2025).

Ia menuturkan, Pedrosa merupakan organisasi resmi yang telah lama bergerak di bidang layanan pengangkutan sampah rumah tangga, khususnya di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang. Saat ini, tercatat sebanyak 66 anggota Pedrosa telah mengantongi ID Card resmi dari DLH.

“Kami ingin setiap pengangkut sampah yang menggunakan kendaraan seperti tossa atau gerobak ini terdaftar secara resmi. Dengan ID Card, mereka dapat dipertanggungjawabkan jika terjadi hal-hal di lapangan,” katanya.

Selain sebagai bentuk legalitas, ID Card tersebut juga menjadi sarana akses untuk memperoleh bahan bakar minyak (BBM) melalui sistem barcode. Marjuki mengakui, selama ini salah satu kendala yang dihadapi pengangkut sampah mandiri adalah keterbatasan pasokan BBM.

Sementara itu, Ketua Pedrosa Ketapang, Amid Hargo Utomo, mengatakan bahwa saat ini organisasi tersebut memiliki sekitar 80 anggota dengan 52 unit kendaraan roda tiga (tossa), serta alat angkut lain seperti gerobak dan sepeda motor modifikasi.

“Setiap anggota rata-rata melayani sekitar 50 kepala keluarga. ID Card ini sangat penting agar kami tidak disalahartikan sebagai pengangkut liar. Selain itu, barcode dalam ID Card juga membantu kami menukar BBM, yang selama ini menjadi kendala utama,” jelas Amid.

Ia juga mendukung program pemilahan sampah dari sumbernya karena dinilai mampu mengurangi volume sampah dan memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi anggota. Menurutnya, sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dapat dijadikan bahan baku industri seperti sandal, sepatu, dan tas.

“Meski belum berjalan maksimal, kami sudah memiliki mesin pencacah dan mulai mengumpulkan bahan-bahannya. Koordinasi dengan DLH terus kami lakukan,” ungkapnya.

Namun demikian, Amid mengingatkan bahwa ada beberapa jenis sampah yang belum bisa diangkut oleh anggota Pedrosa, seperti pecahan kaca, sisa bangunan, atau ranting-ranting besar karena belum tersedia tempat pembuangan khusus. Untuk limbah elektronik, DLH biasanya mengambil komponen yang masih dapat dimanfaatkan dan memusnahkan sisanya.

“Khusus limbah elektronik seperti televisi, harus dimusnahkan sendiri dan tidak boleh dibuang ke depo,” tandasnya. (RK1)