Sempat Memanas, Belasan Innova Reborn ‘Geruduk’ PT SIS Subkon Adaro Di Tuhup

Belas Toyata Innova Reborn milik warga Muara Tuhup tampak terpakir di jalan PT Adaro Mineral Indonesia (AMI) yang kecewa dengan pihak PT SIS sebagai Subkontraktor Adaro, Kamis (24/4/2025)

PURUK CAHU, RAKYATKALTENG.com – Warga Kelurahan Muara Tuhup, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya (Mura) yang tergabung dalam pengusaha jasa transportasi angkutan Travel menggeruduk PT Saptaindra Sejati (SIS) yang merupakan subkontraktor PT Adaro Mineral Indonesia (AMI) di site Tuhup, Kamis (24/4/2025) pagi.

Aksi protes warga Muara Tuhup ini lantaran pihak manajemen PT SIS inkonsisten terhadap kesepakatan untuk memperkerjakan mereka warga lokal ring 1 sebagai pekerja jasa angkutan penumpang karyawan PT SIS.

Persoalan ini tampaknya belum ada solusi sejak bulan Oktober 2024 lalu, sehingga hari ini merupakan upaya pertemuan yang ke 7 kalinya. Itu pun mereka masih belum mendapat solusi konkrit dari pihak PT SIS.

Bahkan hari ini kelompok masyarakat yang dikoordinator oleh Wahyudi baru menerima email dari pihak PT SIS yang berkantor di Jakarta terkait syarat dan ketentuan tentang kerjasama angkutan yang dinilai sangat memberatkan warga lokal Muara Tuhup yang isiannya sebagai berikut;

1. Sesuai dengan kebijakan yang berlaku saat ini untuk unit yang bekontrak harus menggunakan atas nama Perusahaan yang berkontrak dengan SIS baik surat STNK ataupun BPKB,

2. Dan juga untuk tahun pembuatan unit sesuai dengan kebutuhan kami dilapangan bahwasannya minimal tahun 2023 dengan quantity 21 Unit Innova dan 1 Unit Fortuner sehingga secara total adalah 22 Unit yang minimal tahun 2023,

3. Terkait dengan KBLI verifikasi mohon dapat memberikan surat komitmen kapan akan release untuk verifikasinya sesuai dengan email kami dibawah.

Menurut Wahyudi bahwa hal demikian tidak tertuang dalam beberapa hasil pembicaraan pihaknya dengan perwakilan PT SIS yang ada di Tuhup selama ini, yang mana isinya sangat memberatkan pengusaha lokal ring 1.

SEMPAT MEMANAS – Pertemuan masyarakat Muara Tuhup yang tergabung dalam pengusaha jasa transportasi travel yang sedang melakukan dialog dengan pihak PT SIS di Tuhup, Kamis (24/4/2025).

“Kami merasa dibodohi, beberapa kali pertemuan tidak ada membahasa mobil harus atas nama perusahaan yang berkontrak. Dan anehnya lagi mengharuskan mobil diatas tahun 2023, sedangkan dari 24 mobil milik kami orang Tuhup itu ada yang tahunnya dibawah 2023, tentu ini sengaja untuk menghindar agar pengusaha lokal tidak diberdayakan,” jelas Wahyudi dengan nada kesal.

Dikatakan Wahyudi pihaknya sengaja mendatangkan mobil mereka untuk berdatang ke site Adaro agar subkontraktor Adaro itu dapat melihat mobil Innova Reborn yang dipersyaratkan oleh pihak SIS itu sudah tersedia.

“Mereka justru berkontrak dengan pihak luar yang bukan orang asli Muara Tuhup, sedangkan kami sudah memenuhi spesifikasi yang mereka perlukan seperti mobil standar harus Innova Reborn,” jelasnya.

Dalam pertemuan yang digelar di pos Security pintu masuk PT Adaro Mineral Indonesia itu, pihak masyarakat bertemu dengan Recksy dan Bagus sebagai Eskternal PT SIS.

Dalam pertemuan itu, lempar argumen terjadi. Suasana sempat memanas, meski dikawal ketat petugas keamanan perusahaan, Brimob dan Sabhara.

Wahyudi mengaku pihaknya jika tidak mendapat solusi atas apa yang disepakati bersama sebelumnya untuk memberdayakan pengusaha lokal, maka pihaknya akan segera membuat surat ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Murung Raya untuk meminta agar diagendakan oleh Sekretariat DPRD, Rapat Dengar Pendapat (RDP) agar pihak DPRD dan Pemerintah dapat menjadi fasilitator terhadap persoalan ini.

“Kami sudah tidak didengar lagi, seolah-olah kami tidak dianggap sebagai warga Tuhup, kami dibuat hanya sebagai penonton saja sementara hasil bumi kami keruk dan dijual keluar,” tegasnya.

Sementara Eksternal PT SIS Recksy menyampaikan bahwa pihaknya masih memberi ruang dan waktu agar pihak masyarakat yang menjadi penguasaha travel berasal dari Muara Tuhup agar dapat memenehui ketentuan yang diminta oleh pihak manajemen di Jakarta.

“Keputusan ada di manajemen, apa yang disuarakan oleh teman-teman ini sudah kita sampaikan ke manajemen. Agar dapat keputusan dan solusi,” bebernya. (RK1)